Searching...
Senin, 03 September 2012

Fathimah az-zahra radhiyallahu ‘anha dan Gilingan Gandum

20.04

tuk calon istri shalihah ^_^


Suatu hari masuklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui anandanya Fathimah az-zahra radhiyallahu ‘anha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada anandanya, "apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyebabkan matamu menangis". Fathimah radhiyallahu ‘anha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis". Lalu duduklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi anandanya. Fathimah radhiyallahu ‘anha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariyah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah". Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim". Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, demi Allah Dzat yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala suatu ayat yang berbunyi : (artinya) : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terahadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam surga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada anandanya, "jika Allah Subhanahu wa Ta'ala menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat. Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang. Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah Subhanahu wa Ta’ala?. 
Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memandangnya dengan pandangan rahmat. 
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang". Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya minuman dari sungai-sungai surga dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga seta Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian shirat.

0 komentar:

Posting Komentar