Searching...
Rabu, 05 September 2012

BAB I >>> Kupinang Engkau dengan Hamdalah

14.04

Orang yang meminang, kata Imam Nawawi dalam Al-Adzkaarun Nawawiyyah, disunnahkan untuk memulai dengan membaca hamdalah dan shalawat untuk Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam Ustadz Abdul Hamid Kisyik dalam bukunya Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah (Al-Bayan, 1995) mengingatkan kembali. Dianjurkan, kata Hamid Kisyik, memulai lamaran dengan hamdalah dan pujian lainnya kepada Allah Ta'ala serta shalawat kepada Rasul-Nya. 

Pinanglah ia dengan mengucapkan, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Allahumma 
shalli ‘aala Muhammad wa ‘alaa ali Muhammad.” 

Kalau ingin menggunakan shalawat lain, silakan. Ada berbagai ucapan shalawat 
yang dibenarkan oleh As-Sunnah. Ada shalawat yang panjang, meliputi Rasulullah, 
istri-istri beliau serta keluarganya. Tetapi shalawat yang pendek juga tidak apa-apa. 
Hanya saja, sebaiknya shalawat tidak dipenggal hanya sampai kepada Rasulullah saja. Ucapkanlah shalawat minimal untuk Rasulullah beserta ‘aal beliau shallallahu 'alaihi wa sallam Semoga yang demikian ini menjadikan peminangan Anda barakah.

Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabah, muadzin kecintaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap Kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan: 

“Saya ini Bilal, dan ini saudaraku. Kami datang untuk meminang. Dahulu kami berada dalam kesesatan kemudian Allah memberi petunjuk. Dahulu kami budak-budak belian, kemudian Allah memerdekakan...,” kata Bilal. 

Kemudian ia melanjutkan, “Jika pinangan kami Anda terima, kami panjatkan 
ucapan ALHAMDULILLAH. Segala puji bagi Allah. Dan kalau Anda menolak, maka kami
mengucapkan Allahu Akbar. Allah Maha Besar.” 

Shalat orang yang masih belum menikah memang sulit mencapai kekhusyukan, 
apalagi memberi bekas dalam akhlak sehari-hari. Barangkali itu sebabnya Rasulullah 
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan, “Shalat dua rakaat yang didirikan oleh orang yang menikah lebih baik dari shalat malam dan berpuasa pada siang harinya yang dilakukan oleh seorang lelaki bujangan.” 

Maka, bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang-orang yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa di siang hari saja tak bisa disejajarkan dengan derajat shalat dua rakaat mereka yang telah didampingi istri. Padahal mereka yang telah mencapai ketenangan batin, penyejuk mata dan ketenteraman jiwa dengan seorang istri yang sangat besar cintanya, bisa jadi melakukan shalat sunnah yang jauh lebih banyak dibandingkan yang belum menikah. Maka, apa yang bisa mengangkat seorang bujangan kepada kemuliaan di akhirat? 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tiga golongan orang yang pasti mendapat pertolongan Allah, yaitu budak mukatab yang bermaksud untuk melunasi perjanjiannya, orang yang menikah dengan maksud memelihara kehormatannya, dan orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR Turmudzi, An-Nasa’i, Al-Hakim dan Daruquthni). 

TUNGGU APALAGI SOBAT.... hehe ^_^

0 komentar:

Posting Komentar